Pages

Senin, 23 Juni 2014

Mengejar Cinta: Palembang - Jogjakarta #Chapter3

       Setelah Ammy keluar dari ekskul english debate itu, sebenarnya Ammy sedikit sedih juga. Karena Ammy juga ingin memiliki kemampuan seperti kakak kelasnya yang debater-debater hebat itu, dan dapat melihat kak Adi setiap ekskul sebagai penyemangatnya. Namun Ammy tak patah semangat. Dia akan terus berlatih dalam mengasah englishnya. Setiap hari Ammy menjalankan hari-harinya biasa saja walau tanpa melihat Adi. Karena Ammy sudah terbiasa tidak melihat Adi, Ammy di gedung B dan Adi di gedung A. Jadi tidak aneh kalau mereka tidak bertemu. Namun jika Ammy berpapasan dengan Adi, senangnya bukan main. Ammy ketika di depan Adi memang terlihat biasa saja bertemu dia, tetapi ketika Adi sudah melewatinya mungkin Ammy akan kegirangan dan senyum-senyum tak jelas. Setelah itu masa-masa kelas X dilewati Ammy dengan bahagia. Dan tibalah saat kenaikan ke kelas XI. Ammy rasanya tak mau ingin pisah dari teman-teman kelas X nya. Karena kelas X adalah dimana masa-masa berkesan itu sangat banyak, dimana masa pendewasaan bersama-sama dengan teman-teman yang baru dikenal saat pertama kali masuk SMA.
       Dan tak disangkanya lagi, Ammy pun mendapatkan kelas XI IPA OLIMPIADE 1. Sebenarnya Ammy tak ingin masuk ke kelas itu, karena pastinya akan menjadi beban untuk Ammy dengan saingan yang begitu banyak. Namun, Ammy menjalaninya hingga sekarang dengan enjoy saja. Dan sangat tak disangkanya lagi, Adi naik ke kelas XII IPA 2, dimana kelasnya satu gedung dan berseberangan dengan kelas Ammy. XI IPA OLIMPIADE 1 sangat berdepanan sekali dengan kelas XII IPA 2. Itu adalah suatu kebetulan yang sangat diharapkan oleh Ammy. Kelas XI ini Ammy jalani dengan santai-santai saja, Ammy mulai menyesuaikan dengan suasana yang baru itu dengan teman-teman yang baru. Di kelas XI IPA OLIMPIADE 1 itu merupakan anak-anak kumpulan X.1, X.6, X.2, yahh sebegitulah yang diingat. Dan yang mirisnya lagi Ammy hanya anak kelas X.7 satu-satunya yang masuk ke kelas itu. Sangat tidak asik. Semuanya terasa asing menurut Ammy. Untungnya ada Liza yang dia kenal di kelas itu, tapi sayangnya Liza sudah duduk sebangku dengan teman sekelasnya kelas X kemarin. Jadi Ammy merasa sangat terasingkan di kelas itu. Tak ada satupun yang ia kenal. Ammy duduk sendirian dibarisan tengah paling belakang. Lalu ada salah satu anak kelas X.1 dulu, yang mengajak Ammy untuk duduk bersamanya. Dia adalah cewek hitam manis, namanya Vini.
    "Ammy, duduk sini aja.." panggil Vini dari kejauhan
    "Iya disini aja dari pada di belakang sendirian kan?" tambah Fina yang juga anak kelas X.1
Ammy terkaget karena dia dipanggil saat sedang melamun.
    "Ehh iyaa.. " jawab Ammy sambil bergegas menuju bangku Vini yang di depan sekali
Mereka saling berdiam diri, namanya juga baru kenal. Ammy memang seperti itu, jika baru mengenal orang, dia tak berani untuk banyak bicara. Dan juga ternyata si Vini ini anaknya pendiam. Suasana tambah diam seperti kuburan. Tapi yang Ammy herannya lagi, kenapa Vini bisa tau sama nama Ammy, padahal mereka belum sempat kenalan bahkan ngobrol sebelumnya.
    "Kok cewek ini bisa tau ya nama gue? Dari mana dia bisa tau? Oh mungkin karena pernah satu ruangan saat ujian akhir semester kali ya, kan seruangan terus. Tapi kan.... kita ga pernah ngobrol. Lagian kalo ngis absen ujian, ya giliran dia dulu baru aku. Kok bisa ya? Oh mungkin gue cukup terkenal untuk dikenal. Hahahaha" Ungkap Ammy dalam hati penasaran dan sekaligus tawa.
       Tetapi Ammy pun sebenarnya malas sekali untuk duduk di depan sekali, menurutnya kalau bisa Vini saja tadinya yang pindah ke bangku Ammy yang di belakang sekali.
    "Yakk elaahh, depan sekali.. hmm ya udah deh, dari pada ga ada temen sama sekali ya toh?" gerutu Ammy dalam hati.
Dari dulu saat  ujian semester, Ammy tak bisa membedakan mana Vini mana Aisyah. Aisyah adalah anak kelas X.1 juga dulunya, dia sangat mirip sekali dengan Vini. Tetapi mereka bukanlah kembar siam. Mereka hanya mirip, dan yang pastinya beda ibu dan ayah. Kebetulan Aisyah ini duduknya di belakang Ammy.
    "Duhh.. kok kayak kambing congek gini sih gue disini? Yang lain pada ngobrol dan sementara gue disini diem banget. Kelas pada ribut, ngobrol antara satu dengan yang lain. Ya udah deh jalani aja.." ungkap Ammy dalam hati.
       Hari semakin hari Ammy lewati dengan sangat enjoy. Ammy mulai mengenal mereka yang dulunya tak kenal, menjadi kenal. Ammy mulai merasakan asiknya kelas itu. Di dalam kelas XI IPA OLIMPIADE 1 ini ada 30 siswa, yaitu 10 siswa laki-laki dan sisanya adalah perempuan. Kini Ammy dan Vini sudah sangat akrab. Begitu juga dengan teman-temannya yang lain di kelas itu. Hari demi hari, mulai kelihatan sifat mereka masing-masing. Dan setelah akrab dan segalanya, dimulai dari 1 sampai 2 orang tahu tentang Ammy kepada Adi, maka menyebarlah soal itu. Tapi Ammy tidak akan menutup-nutupinya.Jadi sekelas itu tau tentang itu. Dan seperti biasanya, Ammy selalu take it easy. Setiap ada Adi muncul di depan kelasnya dan duduk di dekat tiang depan kelasnya, ada temannya yang memanggil Ammy untuk keluar. Tentunya Ammy sangat senang sekali bisa melihat Adi. Hal yang tak biasa itu, sekarang sudah menjadi terbiasa. Yaitu melihat Adi setiap hari.
    "My, ada Kecap Bango.." tunjuk Fina ke arah luar
    "Manaa.. Manaa?" toleh Ammy penasaran
    "Tuhh.. duduk-duduk kayak monyet di tiang depan kelasnya haha" ejek Fina
    "Sialan lu ah, sembarangan aja kayak monyet.. ganteng gitu kok hehe.." balas Ammy
    "My, ambil ember buruaaaannn.." pinta Fina
    "Kenapa kenapa?" jawab Ammy cemas
    "Gue mau muntah...denger ucapan lo." balas Fina dengan tawa
    "Kampret lu bener-bener!" balas Ammy
Ammy selalu memerhatikan Adi dari kejauhan, dari dalam kelasnya. Setiap kali Adi keluar kelas, ada rasa bahagia tersendiri untuk Ammy. Ammy selalu terkagum melihat Adi walaupun Adi sedang tak melakukan apa-apa. Entah ada apa yang salah dengan diri Ammy sampai sebegitunya terhadap Adi yang jelas-jelas tak menghiraukannya. Tapi tetap saja Ammy menyukai Adi tanpa ada sedikit pun, sekecil apapun hal yang Adi lakukan yang mengesankan Ammy. Adi memiliki kesan dan keunikan sendiri menurut Ammy.
       Setiap pagi, ketika Ammy datang ke kelas, pasti selalu ada si Kecap Bango yang duduk di tiang depan kelasnya, dan mengobrol bersama temannya atau apalah. Ammy selalu memperhatikan itu. Itulah yang membuat Ammy semangat untuk datang ke sekolah. She got to see her crush everyday when she comes to school. Dan Ammy selalu ingat apa yang biasa Adi lakukan di depan kelas. Sebelum bell masuk berbunyi, pasti Adi selalu duduk-duduk sambil menyenderkan pundaknya ke tiang yang ada di depan kelasnya. Lalu saat jam istirahat pun setelah selesai dari kantin, dia selalu ada di depan kelasnya. Lalu saat setelah sholat dzuhur pun begitu, sampai ketika pulang sekolah dia selalu lewat dari arah ruang guru pun Ammy ingat. Sebegitu berartinya hal-hal kecil yang dilakukan oleh si Kecap Bango Ammy perhatikan. We can see that how much he means to her but he keeps ignoring her.
       Dan masa-masa penerimaan siswa baru di SMA Muhammadiyah itu telah diselenggarakan, namun yang paling menyakitkannya lagi ialah ketika Ammy mengetahui bahwa si Kecap Bango itu jadian dengan salah satu adik kelas X yang baru saja diterima di SMA Muhammadiyah tersebut. Bisa dibayangkan betapa sakitnya dan kecewanya perasaan Ammy pada saat itu dan hancur seketika.
    "Vini... aku mau ceritaaaaaa....." ungkap Ammy dalam tangis kepada temannya Vini
    "Ada apa My? Cerita ajaa..." balas Vini menawarkan
    "Itu.... Adi, pacaran sama anak kelas X itu.. aku sampe ga habis pikir kok bisa ya dia langsung dapetin dia? Kok bisaaa Vin??? Sedangkan aku yang nungguin dia dari pertama kali fortasi bahkan sampe sekarang hampir 2 tahun, tetapi aku masih saja tetap diabaikannya. Iya Vin tau aku, aku sadar fisik aja sekarang ini. Iya tau, dia emang lebih cantik. Gue tauuuu Vin....." jawab Ammy dengan tangisan yang menjadi-jadi
    "Ya udah My, kamu sabar aja.. Memang si Adi itu, dia ga sadar apa gimana sih? Jelas-jelas dia itu tau kalo ada cewek yang dari dulu mengagumi dia sampe segininya, tapi tetep aja kayak gini sikapnya ke kamu" balas Vini sambil menghibur Ammy
    "Entahlah Vin, aku tuh sukanya bener-bener suka banget sama dia. Waktu kelas X aku ga sebegininya amat, mungkin karena kami jarang ketemu. Dan sekarang rasa itu semakin menjadi-jadi ketika gue sering ketemu dia di depan kelas setiap hari. Rasanya itu sakiiiittt Vin, sakiiitt banget." ungkap Ammy sambil terisak tangis
    "Udah My, udah... sini peluuukkk..." tawar Vini
       Vini dan Aisyah adalah teman curhatnya Ammy dari kelas XI ini. Semua apa-apa yang Ammy rasa senang atau sedih, diceritakan semua kepada Aisyah dan Vini. Baik itu hal sepeleh ataupun tidak. Ammy dan Vini ini sama-sama saling mengagumi kakak kelas, Vini mengagumi salah satu kakak kelas yang ada di kelas XII IPA 1, dan Ammy masih mengagumi kakak kelas yang ada di kelas XII IPA 2 itu tidak lain dan tidak bukan hanyalah Adi dan selalu Adi. Dan sakit hati Ammy semakin menjadi-jadi ketika Ammy melihat di twitter Adi yang sedang mengobrol dengan pacarnya yang kelas X itu.
    "Vin........ masa' gue tadi siang ngeliat tweet Adi ke cewek itu bilang 'tadi yang nutup mata pas nonton siapa? ngomong aja takut' aduhhhh Vin, berarti mereka nonton.... Viniiiiiiiiii...." cerita Ammy kepada Vini
    "Udah My, ga usah dipikirin, ntar kamu sendiri yang sakit hati, sedangkan mereka seneng-seneng aja tuh,," ujar Vini menasihati
    "Iya Vin, bener juga apa kata lo, tapi Vin... andaikan adek kelas itu gue ya.. aduh berutung banget" jawab Ammy sambil menghapus air matanya
    "Vin, gue kok di kelas XI ini sering banget ya mimpi tentang Adi? Gue bingung kok dia sampe bisa-bisanya masuk ke mimpi gue ini. Padahal selama ini gue kalo suka sama seseorang ga sampe sebegininya sampe masuk ke mimpi gini" tanya Ammy pada Vini dengan bingung
    "Mungkin karena kamu keseringan mikirin Kecap Bango kali My.." jawab Vini
    "Mungkin juga kali yahh..." ujar Ammy
       Kedekatan Vini dan Ammy memang sangat dekat, mereka sering curhat satu sama lain. Namun Vini ini, menyukai kakak kelas tapi dia pun sangat tidak ingin kalau kakak yang disukainya itu tahu mengenai hal itu. Vini takut dia ilfeel dan menjauh. Lebih baik seperti ini, tidak dekat, biasa saja. Tapi sakit yang dirasakan Vini itu pasti luar biasa kalau melihat kakak kelas yang disukainya itu dekat dengan cewek lain. Salut deh sama Vini bisa nahan perasaan tanpa diketahui oleh kakak kelas yang ditaksirnya itu. Dia sama halnya dengan Ammy, Vini menyukai kakak kelas itu sejak dari kelas X juga ketika mengikuti lomba cerdas cermat. Tapi dibandingkan dengan Vini, masih sedikit lama Ammy dalam menyukai kakak kelas yang ia kagumi itu. Yaitu sejak pertama kali melihat kakak kelas itu di FORTASI. Jadi rasa sakit ketika Ammy mengetahui Adi ada hubungannya dengan adik kelas yang baru saja masuk ke SMA Muhammadiyah itu, tentu bsangat sakit sekali. Karena Ammy telah menunggu Adi lebih lama dibanding anak bocah yang baru masuk ke kelas X itu.
    "Memang yaa beruntung banget sih kamu dek bisa dapetin dia, liat nih.. kakak yang udah 2 tahun nungguin dia kali aja hatinya terbuka tapi tetep aja dianya kayak gini. Aku percaya sama kamu dek, tolong jagain kak Adi baik-baik ya, jangan kamu kecewain atau sakiti dia, buat dia bahagia sama kamu, walau bahagianya bukan sama aku." ungkap Ammy dalam hati dan tangisan di dalam gelap dan sunyinya malam saat itu.
        Ammy menuliskan apa yang ia rasakan pada malam itu di kamar tidurnya dalam sebuah buku diary kecil miliknya, dia ungkapkan segala rasa sakit yang ia rasa pada saat itu juga. Ammy rasanya ingin berteriak namun tak mampu. Hati Ammy sangat-sangat terpukul pada saat itu .Seakan-akan penantian yang selama ini dia lakukan sangatlah sia-sia. Hati Adi tetap membatu, tak pernah menganggap Ammy ada. Sembari menulis diary-nya, air mata Ammy berjatuhan seolah-olah tiada hentinya.
*Now Playing: Utopia - Antara Ada dan Tiada*
Sakit rasanya setiap kali Ammy bertemu dengan Adi. Ammy selalu terbayang betapa teganya dia berpura-pura tidak tahu bahwa ada seorang adik kelas satu tingkat dengannya yang sangat-sangat menyukainya sampai detik ini. Dia selalu mengabaikan, namun si adik kelas ini talias Ammy etap menyukainya. Ammy memang bodoh, tapi apakah cinta membodohkan kita atau justru mendewasakan kita?

Penasaran bagaimana akhirnya kisah cinta Adi dengan adik kelas X itu bersama Ammy yang terus setia menunggu?
Tunggukan kelanjutannya pada #Chapter4
Terima kasih atas keluangan waktunya untuk membaca.

*CATATAN: KATAKAN TIDAK UNTUK MENGCOPY!

0 komentar: