Pages

Minggu, 22 Juni 2014

Mengejar Cinta: Palembang - Jogjakarta #Chapter2

       Ammy mengetahui bahwa Adi telah memiliki akun twitter pada saat itu, dan Ammy mengetahui hal itu dari temannya. Tiba-tiba Ammy mendapat SMS dari temannya pada sore hari.
    "My, Adi udah ada twitter loh.." begitu isi SMS dari Shinta
    "Masa sih?" balas Ammy
    "Iya My, aku udah follow dia. Nama twitternya itu @xxx" jawab Shinta
    "Oh oke Shin, makasih ya infonya" ungkap Ammy
Pada saat itu juga Ammy langsung memeriksa akun twitter yang dikatakan temannya itu, benar atau tidak. Dan itu memang ternyata benar. Isi tweet-nya memang baru sedikit, 8 tweets dan 3 followers pada saat pertama kali Ammy melihat. Ammy memutuskan untuk follow twitter-nya Adi. Dengan basa-basi Ammy pun langsung nge-tweet ke kak Adi dengan isi "kak, mind to follow me back?". Tak lama setelah Ammy nge-tweet seperti itu, malamnya pun Adi membalas tweet itu dengan isi "sudah dek". Singkat padat dan jelas. Ya begitulah.
       Ammy pun setelah menerima tweet balasan itu, dia merasa senang walaupun hanya singkat. Karena itu adalah pertama kali mereka berbicara melalui social media.
    "Aaaaaahhhh...... tweet aku dibalesnya hehe" ungkap Ammy dalam hati.
Ammy pun membalas tweet dari Adi dengan ucapan terima kasih. Ya biasalah anak akun social media memang selalu begitu. Esok harinya di sekolah Ammy cerita kepada temannya bahwa Adi telah mempunyai akun twitter. Ketika tiba di sekolah, tepat sekali pukul 07:00 WIB. Ammy nyaris terlambat. Saat itu bell sudah dibunyikan selang beberapa langkah Ammy menuju gerbang sekolahnya yang di gedung B. Ammy langsung bergegas lari agar tidak terlambat. Untungnya dia cepat masuk ke dalam gerbang dengan terengah-engah.
    "Fiuuuhhhh... capek juga" keluh Ammy dengan sendirinya lalu menaiki tangga untuk menuju ke kelasnya di lantai 2.
       Sesampainya di dalam kelas, ternyata teman-temannya sedang bertadararus Al-Qur'an yang tiap pagi biasanya dilakukan sebelum memulai pelajaran, anak-anak SMA Muhammadiyah di sekolah Ammy itu kegiatannya ialah bertadarus tiap pagi yang dipantau oleh guru piket. Beruntungnya di dalam kelas Ammy guru piket maupun guru yang mengajar pada saat itu belum masuk ke kelas. Ammy pun berlari terbirit-terbirit, kali ini memang agak sedikit lebay. Saat itu langsung datanglah si guru piket yang bernama pak Emiruddin Eziz dan memergoki Ammy dari belakang dengan menegur Ammy. Ammy tersentak kaget.
    "Hey kamu! Kenapa baru datang jam segini?" Tegur Pak Emir dengan suara khasnya yang agak sedikit suara nge-rock
    "Ehh.. ini Pak, anu.. ehh.. anu loh.. itu..ehmm.. tadi macet Pak" jawab Ammy gagap
    "Sudah jam berapa ini?" tegur Pak Emir lagi
    "Iya Pak tau, saya telat. Ini baru mau masuk kelas. Maka dari itu saya bergegas masuk agar tidak terlambat bertadarus. Karena sesungguhnya kalau telat berarti harus bertadarus sendirian Pak, dan segala sesuatu yang dilakukan sendirian itu tidak enak pak" jawab Ammy langsung meninggalkan Pak Emir dengan wajah tak berdosa.
       Sampainya di kelas,
    "Huahhhh... gilaa tuh pagi-pagi gue udah kena sembur!" celoteh Ammy ditempat duduknya dan lanjut untuk bertadarus.
Selesai bertadarus, guru yang mengajar pun masuk kelas dan anak-anak kelas X.7 mengikuti pelajaran dengan baik. Setelah mendengarkan semua penjelasan yang disampaikan guru, Ammy pun mencuri-curi waktu untuk bercerita kepada temannya soal Adi.
    "Eh Ci, Adi udah ada twitter loh.." ungkap Ammy dengan senyum lebar
    "Masa sih? Kamu seneng ga?" tanya Eci
    "Ya jelas lah. Kamu gimana sih Ci.." jawab Ammy
    "Yaa deh, aku ikut seneng kalo kamu seneng My" tambah Eci
       Beberapa hari kemudian Ammy pun mencoba untuk mengobrol dengan si Kecap Bango itu di twitter. Memang tidak begitu dekat, namun hal itu mampu membuat Ammy cukup senang. Hari demi hari dijalani Ammy dengan sangat bahagia bersama teman-teman sekolahnya. Sempat ada teman kelasnya bertanya kepada Ammy dengan sangat penasaran.
    "My, kamu beneran suka sama Adi?" tanya Tamara
    "Menurut lo aja deh.." jawab Ammy
    "Ya menurut gue sih iya.." ungkap Tamara
    "Terus, ngapain lo nanya?" tanya Ammy
    "Ya udah sih ya, selaw aja My, jangan marah gitu.. gue jadi ngeri.." balas Tamara
    "Yaelaaahh... gue ngga marah. Nada gue bicara emang gitu. Take it easy Tam" jawab Ammy dengan canda
    "Ahh elu nakutin gue aja.." balas Tamara
    "Hahahahaha.." ejek Ammy
    "Lu mah suka gitu ahh. Nakut-nakuti orang aja" jawab Tamara dengan kesal
        Ammy merupakan tipe gadis yang agak nekat dan frontal diantara teman-temannya yang lain. Itulah yang membedakan Ammy dengan teman-temannya. Ammy ini bisa disebut emaknya dari pada teman-temannya. Dia memiliki postur badan paling gede diantara yang lain. Tapi ga gede-gede juga. Yahh, ga se-gede Pretty Asmara juga kali. Saat kelas X semester 2, Ammy ditunjuk teman-temannya untuk menggantikan posisi ketua kelas pada saat itu. Bisa disebut, menjadi ketua kelas periode 2. Karena ketua kelas periode 1, sangat tidak bisa diharapkan kelakuannya. Untungnya, dengan perkataan demi perkataan beserta tindakan Ammy yang cukup tegas, mampu membuat sistem perketua-kelasan peridoe 2 di kelas menjadi tentram dan sesuai yang diharapkan, asiiikkkkk. Ammy orangnya terbuka, dia tak suka menutup-nutupi apa yang mengganjal di pikiran maupun perasaannya. Kalau Ammy tidak suka, maka Ammy katakan tidak suka. Kalau Ammy merasa terganggu, maka Ammy katakan dia terganggu. Semua baik maupun buruk dari kelakuan temannya itu, langsung diungkapkan Ammy didepan orangnya langsung. Sistem pertemanan yang baik adalah terbuka, Ammy tidak peduli dengan kata-kata 'ah aku ngga enak sama dia, dia kan temen gue juga', itu tidak ada didalam kamus Ammy. Suka atau tidak, terima atau tidak, itulah pendapat Ammy.
       Di sekolah Ammy setiap 3 atau 6 bulan sekali majalah sekolah SMA Muhammadiyah setempat, terbit. Di halaman terakhir majalah, ada pesan & kesan setiap siswa. Entah itu pesan & kesan kepada kakak kelas, adik kelas, pihak sekolah, pihak kantin, dan lain-lain di perkenankan semua ditujukan kepada siapa saja. Dan yang berhak menulis ialah para siswa yang ingin mengungkapkan pesan dan kesannya dengan membayar uang Rp.1000/orang. Yah lumayan juga yah, pihak jurnalistik. Ammy pun ingin mengungkapkan pesan dan kesannya kepada kakak kelasnya yang tidak lain tidak bukan ialah si KB alias Kecap Bango. Namun pertama kali yang dituliskan oleh Ammy saat itu mungkin memang lebay, namanya juga kelas X. Dimana masa pendewasaan dari SMP ke SMA. Dan majalah itu pun dibaca oleh si Kecap Bango beserta teman-temannya alias geng cowok yang dimiliki oleh Adi atau sebut saja geng-nya disingkat menjadi SBM. Anak-anak SBM ini mengetahui kalau Adi ini memiliki penggemar rahasia anak kelas X, mungkin mereka sudah tau siapa orangnya begitu juga dengan Adi. Tapi Ammy santai-santai saja menyikapi hal itu. Ammy selalu santai dan tak pernah ambil pusing tentang hal itu. Teman-teman Ammy meyakini bahwa pasti memang Ammy yang menulisnya walaupun nama telah disamarkan. Karena memang yang sukanya 'menggebu-gebu' sama si Adi itu ya hanya Ammy. Oke memang agak lebay. Namun masih saja si Adi ini orangnya juga cuek pake banget. Tetapi hal itu mampu menarik perhatian dari si Adi. Ya, setidaknya Adi tau. Ammy bukanlah cewek yang menyukai orang, lalu diam saja. Tidak, Ammy tidak ingin seperti itu. Karena, menurut Ammy sendiri kalau gebetan kita tidak tahu bahwa kita menyukainya dan kita terus-terusan keep silent or keep quite, apabila mereka tidak kenal kita maka sedikitpun kita tak akan ditolehnya. Mengenalnya pun enggan.
       Waktu istirahat pertama pun sudah tiba, anak-anak kelas X.7 biasanya selalu membawa bekal dari rumah, mereka makan pagi sekalian siang bersama. Tidak bisa dikatakan sarapan dan tidak bisa dikatakan makan siang, karena itu sekitar pukul 10 pagi. Kalau makan bekalnya waktu jam istirahat kedua, yakni pukul 11:45 WIB, itu masuknya jam 12:30, yang disebut dengan ISHOMA (Istirahat Sholat Makan), yang jelas waktu segitu pendeknya sangat tidak cukup dipergunakan untuk ISHOMA. Kalau kita mendahulukan makan siang, maka kita akan ketinggalan sholat berjamaah karena kelamaan ngantri di tempat wudhu, tapi kalau kita mendahulukan sholat, maka selesai sholat paling hanya tersisa waktu 10 menit untuk makan. Cukup apa 10 menit? Makan tanggung-tanggung itu tidak boleh. Maka dari itu mereka sering makan bekal disaat jam istirahat pertama. Dan kebiasaan guru piket setelah bel istirahat masuk berbunyi, karena kebanyakan anak yang pura-pura 'budek' sama bel, mereka tetap saja masih nongkrong di kantin. Maka dari itu, biasanya Pak Deimen teriak-teriak di toa' mesjid alias microphone sekolah untuk menyuruh anak-anak segera masuk ke kelas masing-masing.
    "Duhh... ngoceh aja deh.." celoteh Dwis keberisikan mendengar suara guru piket tak henti-hentinya
    "Hahaha sabar wis.." jawab Tamara
    "Udah ah, lagian Pak Deimen nya udah selesai ngomong juga di mic" tambah Ammy dengan bijak
       Sudah waktunya untuk pulang. Semua anak-anak bergegas untuk pulang dengan semangat. Wajar ya, hampir seharian mereka di kelas setiap hari, pagi-sore di sekolah, malem-subuh di rumah. Dan setiap hari begitu. Sudah sewajarnya menganggap mereka sebagai keluarga kedua. Anak-anak kelas X.7 memang asik. Dan guru-guru di sekolah itu juga asik, asik banget, memulangkan siswa dengan segitu lamanya. Dan seperti biasanya Liza sudah menunggu Ammy di depan untuk pulang bersama.
    "Za, tunggu yah. Gue masang sepatu dulu.." tegur Ammy kepada Liza yang sedang melamun kelamaan menunggu
    "Eh, iya My" jawab Liza
    "Ayok pulang.." tegur Ammy lagi
Sesampainya di angkot, Ammy cerita lagi kepada Liza.
    "Za, Adi tinggi banget ya.. gila, cakep lagi" ungkap Ammy
    "Iya, dia emang tinggi tapi biasa aja ahh menurut gue" jawab Liza
    "Iya sih, selera orang kan beda-beda" jawab Ammy
       Esoknya di sekolah, Ammy dan teman-temannya sekolah seperti biasa. Tetapi bahagianya lagi buat Ammy adalah ketika Adi dan teman-temannya datang ke gedung B. Kebetulan Adi adalah anak english debater dan team debate-nya juga ga kalah hebat dengan anak-anak kuliahan, walaupun mereka masih SMA. Sebut saja nama-nama anggota team debate-nya adalah Lova, Kiki, Nabil dan Adi. Dan yang sering pergi untuk perlombaan english debate ialah Kiki, Lova dan Adi. Kak Kiki ini sebagai first speaker yang hebat, great first speaker deh, englishnya juga ifluent banget. Begitu juga dengan yang lainnya. Tujuan Adi dan teman-temannya datang ke gedung B ialah untuk mempromosikan ekskul yang baru saja dibentuk yakni English Debate, disaat itu Ammy pun sedang berada diluar kelas, dan tak sengaja melihat kak Adi. Tentu saja reaksi Ammy sangat senang.
    "Eviiiiiii.... liat itu ada Adiiiii.... aaaaahhhhh" teriak girang Ammy walaupun tidak terdengar oleh orang sekitar
    "Mana?" tanya Evi penasaran
    "Ituuuuuuuu.... itu lohh..." nunjuk ke arah Adi dengan diam-diam sambil lompat-lompat karena girang
    "Ohh, aduh jeli banget sih mata lo ngeliat dia mulu." canda Evi
    "Hehehe..." senyum Ammy
Tetapi sayangnya hanya kak Kiki lah yang bicara untuk mempromosikan ekskul itu, Adi hanya ikut saja. Tidak asik. Dengan semangat, Ammy pun yang sangat tertarik dengan segala yang berbau english, dia pun mengikuti ekskul itu. Tepatnya hari jum'at setelah pulang sekolah. Tapi sayangnya saat Ammy datang ternyata yang kelas X cewek yang ikut itu hanya Ammy sendirian.
    "Gila nih, mana yang lain? Masa cewe nya gue sendiri sih yang kelas X, ini mah kakak kelas semua" gerutu Ammy dalam hati
Kak Kiki pun menjelaskan semuanya, dan cukup untuk dimengerti.
    "Kebetulan salah satu anak cowo dari kelas X itu ada, namanya Hanif. Namun dia tidak bisa datang hari ini. Jadi ya beginilah, langsung kita mulai saja" perintah kak Kiki
    "hah? langsung mulai? gue ga tau apa-apa kak" jawab Ammy dengan ragu
    "Ya liatin kita aja dulu.. setelah itu baru kita berperan semua" jawab kak Kiki santai
    "haduh..kampret.. baru masuk langsung mulai aja nih, gue bisa apa." gerutu Ammy terus-menerus dalam hati
       Yang membuat Ammy senang adalah di ekskul itu ada penyemangatnya, yaitu kak Adi. Tapi pada hari pertama Ammy masuk, Adi tidak hadir.
    "Aduh.. memang kampret tuh ya, gue dateng.. dia ga ada. Ughh" ungkap Ammy kesal ketika semua orang lagi tidak berada di dalam ruangan
Hari keduanya ketika Ammy masuk lagi untuk ekskul itu, Ammy mengajak temannya yaitu Dwis untuk mengikuti ekskul itu. Karena Ammy telah mencoba semua temannya membujuk supaya ikut masuk ke eksul itu, namun mereka semua menolak dengan alasan yang sama yaitu 'tidak bisa bahasa inggris'. Denga begitu Ammy tidak bisa memaksa teman-temannya. Dan ada satu temannya yang terbujuk oleh rayuan Ammy, yaitu Dwis. Dia mau menemani Ammy. Maka sepulang sekolah itu langsung Ammy dan Dwis ke ruangan ekskul english debate itu. Dan tepatnya lagi, ada Adiiiiiiiii. Dwis langsung menegur Ammy.
    "Nah My, tuh ada si Kecap Bango.. seneng ga lo? Udah gue temenin juga.." tanya Ammy
    "Baaaanngggeeettttt... hehehe makasih Wis" jawab Ammy
Namun Ammy tetap seperti malu melihat ataupun untuk menatap ke arah Adi. Entah kenapa. Tetapi masih saja Ammy curi-curi pandang untuk melihat Adi walau sekali dua kali. Dan di kedatangan Ammy yang kedua itu, sudah mulai ada coach untuk ekskul itu yaitu Miss Nana, even Miss Nana knows that Ammy has crush on Adi. Padahal tidak ada yang memberi tahu tentang hal itu pada miss Nana. Sungguh super sekali miss Nana bisa tahu hal itu. Disaat semua sedang sholat dzuhur, Miss Nana, Dwis dan Ammy pun bercerita-cerita di dalam ruangan itu.
    "Tenang aja Ammy, Miss ga akan kasih tau soal kamu ke Adi" canda Miss Nana
    "Hah? Apaan sih Miss?" jawab Ammy pura-pura tidak tahu
    "Duh.. udah deh My, sok polos banget sih lu.." tambah Dwis sambil ketawa
    "Kampret lu.. gue emang polos" jawab Ammy
Tak lama dari mereka bercerita panjang kali lebar, Adi dan kawan-kawan pun datang. Team debate langsung dibagi oleh Miss Nana. Miss Nana tau banget, Ammy dan Adi tidak disatukan dalam team yang sama. Karena Ammy pasti tidak akan berani untuk berbicara ataupun menanyakan pendapat kepada Adi. Dwis satu team dengan Adi dan Nabil. Sedangkan Ammy satu team dengan Lova dan Kiki.
      Dwis dan Ammy yang sebagai pemula itu masih terbata-bata ngomongnya. Wajar. Tetapi hari-hari berikutnya Ammy memutuskan untuk tidak melanjutkan ekskul itu karena Ammy merasa tidak ada satupun anak kelas X yang ikut ekskul itu kecuali Hanif. Hanif sudah tidak diragukan lagi. Dia juga sama hebatnya dengan kakak kelas itu. Jadi Ammy merasa minder untuk melanjutkan ekskul itu. Maka diputuskan Ammy untuk berhenti dari ekskul itu.

Ingin tahu bagaimana kelanjutan kisahnya setelah Ammy berhenti dari ekskul English Debate yang diinginkannya dari dulu umtuk dapat dekat dengan pujaan hatinya? *eleeee*
Tunggukan kisahnya di #Chapter3

*CATATAN: KATAKAN TIDAK UNTUK MENGCOPY !

0 komentar: