Pages

Minggu, 08 September 2013

Cerpen: Aku, Kamu dan Dia



Dimulai dari pertemanan di jejaring sosial yang mendunia, sebelum twitter terlalu marak ditelinga orang Indonesia, orang-orang masih menggunakan media sosial facebook. Facebook lah yang pertama kali membuatku mengenalnya hingga sekarang. Facebook pun mendunia, maka tidak hanya orang Indonesia saja yang dapat saya jangkau. Secara tak sengaja aku menambahkan teman dari Pakistan tapi sekarang ia tinggal di Arab. Aku mulai mengenal sosok orang muslim itu lewat facebook. Kami pun berbicara lewat pesan di facebok. Lama-kelamaan kami pun akrab. Nama pria ini adalah Zak Zunnu.

Kami mulai mengenal satu sama lain, berbicara, bercanda, dan semuanya. Kami saling berbagi mengenai masalah satu sama lain. Kami pun sangat akrab. Ya walaupun kami berbicara mengunakan Bahasa Inggris untuk berkomunikasi. Karena saya tidak bisa berbicara Bahasa Arab, begitu pun dia sebaliknya. Dia tak bisa berbicara Bahasa Indonesia. Untungnya saya diberkahi Tuhan untuk dapat memahami Bahasa Inggris, walau secara grammar mungkin belum terlalu benar. Tapi intinya dia mengerti, dan saya pun mengerti maskud dia. Hari demi hari kulalui bersamanya di facebook, walau hanya sekedar teks. Aku mulai mngenali bagaimana sosok dia. Walaupun dia tidak terlalu tampan, tapi dia manis. Dan dia peduli, dan paling penting dia adalah muslim. Sudah hampir 2 tahun aku mngenaknya. Mulailah timbul perasaan yang sedikit tidak normal seperti biasanya. Entah apa yang kurasa ini. Ketika melihat namanya muncul di beranda, pemberitahuan dan pesan di facebook, hatiku rasanya senang sekali. Akhirnyaaaa... kau tahu apa maksudku kan?

Tapi kurasa aku tak perlu memberitahunya bahwa aku menyukainya begitu cepat. Bukan, bukan karena aku malu karena gengsi seorang wanita untuk berkata begitu. Tapi aku hanya belum siap jika ia tak membalas perasaanku. Aku kurang setuju jika wanita terlalu malu untuk mengungkapkan perasaan duluan terhadap lelaki. GENGSI? Apa itu gengsi? Bagaimana jika memang dia juga memiliki perasaan sama seperti Anda tapi dia sebagai seorang laki-laki malu untuk mengungkapkannya? Dan bagaiman jika anda pun menyukainya tapi anda pun gengsi sebagai seorang wanita malu untuk mengungkapkannya terlebih dahulu? MENGAPA? Mengapa harus ada kata gengsi? Jika anda tetap memikirkan tentang itu, maka Anda akan selamanya terbungkam mengenai perasaan Anda terhadap dia. Dan kalian pun tak akan pernah jadi.  Maka mulailah muncul perasaan yang disebut GALAU itu. Ketika dia berbicara pada wanita lain selain kamu, maka mulailah kamu merasa cemburu, walaupun kamu tau didalam benakmu tersirat kalimat "siapa aku ini? mengapa harus aku cemburu terhadapnya? siapa dia?" maka hanya pertanyaan bodoh seperti itulah yang akan muncul ketika anda terlalu menjunjung nilai GENGSI. Gengsi pun jangan keterlaluan hingga mengorbankan perasaan anda sendiri. Jika Anda wanita dan Anda menyukai seorang pria tapi sudah terlalu lama Anda menunggunya untuk mengatakan hal yang sama, tapi hingga sekarang dia masih belum mengatakannya. Maka mulailah dari Anda untuk mengatakan hal yang sebenarnya pada dia, lupakan tentang gengsi. Mengapa anda harus malu? Jika pun dia memang sudah memberi tanda-tanda lampu hijau pada Anda, sama halnya dengan Anda. Maka katakanlah. Tak ada salahnya untuk memulai duluan bagi perempuan.

Tapi lain dengan cerita ku ini, aku sendiri belum sempat mengungkapkannya karena memang aku masih butuh waktu yang lebih lama untuk mengenal sosoknya. Tapi hari demi hari, dia mulai berbicara pada banyak wanita di facebooknya. Aku cemburu. Tapi tak mengapa, toh dia masih berbicara padaku dengan cara yang lebih dari teman. Dia dulu hanya memanggilku Ammy. Ammy merupakan singkatan pendek dari namaku. Tapi entah mengapa dia sekarang memanggilku "bby" merupakan kependekan dari baby. Aku sebenarnya senang dipanggilnya dengan sebutan itu, maka aku pun balik memanggilnya "bby". Dia begitu romantis padaku, begitu perhatian padaku, dan peduli yang berlebih. Tapi aku tak berani untuk mengharapkan hal yang lebih. Aku takut jika aku berharap lebih, dia akan mencampakkan ku. Jika aku terlalu sayang, maka aku takut jika dia tak akan pernah jadi milikku. Jadi aku hanya menganggapnya biasa saja. Hari demi hari kami lewati, dia pun begitu mesra dan romantis dalam berbicara. Tapi dai bulan ke bulan, masih belum ada ungkapan apapun darinya. Jadi ini sama sepertinya dengan Hubungan Tanpa Status. Aku belum resmi menjadi kekasihnya. Kita masih berteman. Hingga keesokan harinya, aku melihat di status hubungan facebooknya tertulis "Berpacaran dengan xxx". Aku terkejut, dan seraya menitikkan air mata. Kok bisa? Mengapa dia? Kenapa bukan aku? Iya sebelumnya aku tahu mereka berteman, aku sering melihat nama wanita itu di Dinding facebooknya mengobrol. Wanita itu sering memanggil Zak dengan sebutan Bestie (bestfriend), aku kira mereka tak akan menjadi pasangan kekasih. Entah mengapa aku merasa cemburu setengah mati. Nama wanita itu Makayla. Ternyata dibalik persahabatan mereka, tersimpan perasaan yang sama sepertiku. Tapi sayangnya, Zak telah diambil orang lain. Aku tak bisa melakukan apapun. Yang hanya dapat kukatakan hanyalah "Selamat" yang didalamnya terdapat rasa cemburu, tangis, dan ingin berteriak. Maka hari itulah aku mengatakan yang sejujurnya kepada Zak bahwa aku menyukainya. Dan aku pun berkata kepada Zak, "mengapa? mengapa harus dia yang menjadi kekasihmu? Apa yang membuat kau dapat menjadikan wanita itu sebagai kekasihmu? Apa maksudmu yang selama ini membuat ku mengaharap sesuatu yang lebih darimu, sedangkan kau sekarang telah menjadi milik orang lain?" Dia pun hanya terdiam. Dia pun berkata, "Aku juga menyukaimu, tapi aku tak tahu jika kau mempunyai perasaan yang sama. Maka dari itu aku memilihnya. Aku tahu aku salah". Aku tak peduli apa yang dia katakan, aku hanya membiarkan Zak bersama gadis itu. Aku akan menunggunya, sampai ia berakhir dengan gadis itu. Karena aku, aku benar-benar sayang padanya. Hari demi hari aku semakin sakit melihat kemesraan mereka. Tapi aku bersabar. Walaupun Zak sekarang sudah memiliki kekasih, tapi dia tetap berbicara mesra terhadapku. Entah mengapa.

Aku tak peduli soal kekasih Zak, aku sangat tak peduli. Aku membencinya hingga  sekarang.Mereka berpacaran kurang lebih 8 bulan. Mereka putus ditengah jalan, tapi aku masih ada untuk Zak walau sebelum mereka putus. Aku masih senantiasa menunggunya. Tak lama dari mereka putus itu, 3 bulan kemudian, Zak menyatakan perasaannya kepadaku bahwa dia masih menyanyangi dan menyukaiku. Maka hari itulah aku dan Zak berpacaran. Mungkin itu hanya berjalan beberapa bulan juga, tapi aku sekarang tahu mengenai sifat Zak yang sebenarnya melalui info-info yang kudengar dari temannya. Dia seorang playboy, dia tak baik untukku. Maka saat itulah aku meminta semua penjelasan mengenai hal itu padanya. Tapi aku tahu dia berbohong. Dia selalu berbohong mengenai sesuatu. Aku tahu bagaimana cara seseorang berbohong. Entah kenapa aku cepat sekali menangkap sinyal-sinyal orang yang berbohong padaku.Aku benci padanya yang suka berbohong, Didalam sebuah hubungan, hambar rasanya jika tak ada pertengkaran. Sama seperti halnya hubungan kalian dengan kekasih kalian tentunya. Kami pun bertengkar dan aku memutuskan untuk tidak berbicara padanya selama kurang lebih 1 minggu. Kangen rasanya, iya. Dia tetap meminta maaf padaku tapi kuabaikan. Akhirnya aku memaaafkannya. Tapi beberapa bulan kemudian ia mengulanginya. Siapa yang tidak marah? Tentunya aku marah. Dan saat itu pula aku mengakhiri hubungan itu.

Aku sekarang bukanlah kekasihnya lagi, melainkan hanya teman. Tak lama dari itu aku melihat bahwa dia kembali lagi pada mantannya dulu yang bernama Makayla. Sakit rasanya melihat nama wanita itu lagi. Mengapa harus Makayla? Mengapa tidak orang lain saja? Dasar wanita jalang! Demi Tuhan, aku tidak suka dia. Dan aku sangat membencinya.

Tapi aku mengetahui bahwa mereka tak bersama lagi. Dan Zak memintaku untuk kembali padanya. Dia benar-benar masih mencintaiku walau dia tahu aku sangat membenci dirinya akan hal yang pernah ia perbuat. Aku sudah terbiasa dengan hal-hal seperti itu, maka aku berikan ia kesempatan lagi. Tapi kali ini aku tak peduli jika ia berbuat seperti itu lagi. Tapi ia masih menjadi seorang playboy yang suka menggoda wanita sana-sini. Bukan menggoda, tapi berbicara manis terhadap wanita lain. Baik, saya bisa terima itu. Dia pernah berjaniji jika ia ingin menemui ku nanti ke Indonesia, dan jika telah cukup umurku untuk menikah, maka ia ingin menikahiku. Tapi jika melihat sikapnya yang seperti ini, aku belum memantapkan hati. Dia ketahuan berbicara pada mantannya Makayla itu, aku pun benar-benar marah besar padanya. Dia sudah tahu, bahawa aku sangat sangaaaaaatttt membenci Makayla.Maka aku bertanya padanya dan meminta sebuah kejelasan, dan memilih. Aku atau Dia? Zak hanya menjawab "tak tahu." Maka aku meminta kejujuran darinya "U should choose one, you can't have both. Don't be such a player like this. This isn't good. And not fair. Choose one who you really love." Lalu dia hanya menjawab "I really don't know. To be honest, I still have feelings for her, but in other side, I do love you. I really don't know. You were there for me in my bad and good times. I do love you. I know I'm wrong. I'm no ones." Kurang sabar apa aku? Aku menerima segala keburukannya slelama ini, tapi jika dia memang benar-benar menginginkannya, maka pergilah bersamanya. Tinggalkan aku disini sendiri. Jangan sakiti aku terlalu dalam. Sudah cukup kau membuatku menangis. Entahlah sampai sekarang, ia belum memutuskan apapun. Tapi aku rela untuk melepasnya, jika ia lebih bahagia bersama gadis itu. Maka pergilah. Aku merelakanmu. Tapi ingat, aku akan selalu mempunyai perasaan terhadapmu Zak. Kau dapat kembali kepadaku jika kau masih mengaharapkanku. Karena apapun cobaan terhadap hubungan ini, jika memang kau salah satu tulang rusukku, maka kau akan kembai padaku. But if we aren't mean to be, maka cara apapun untuk menyatukan kita, itu tak ada. But I will always love you, Zak Zunnu.

0 komentar: